driver UBER, penulis novel, penjual susu dan yakult {tapi jarang minum susu}, dan es batu di bulan puasa

Saturday, 27 June 2015

Balada Orang Gila by Benyamin S

13:32
Dia berjalan gontai sendirian
Menyusuri trotoar di keramaian jalan
Tak perduli keadaan kiri dan kanan
Belakang tertutup terbuka di depan

Terik panas ďia tidak rasakan
Jalan berbaris kaki dihentak-hentakkan
Laler ijo tidak mau ketinggalan
Berbondong-bondong beterbangan

Orang itu lambat laler pun ikut lambat
Sebab ada radar nempel di bemper belakang

Kadan-kadang dia menatap langit
Tangan ke atas seperti orang ngitung duit
Cengar-cengir sambil mulut komat-kamit
Digonggong anjing terbirit-birit

Anjing mengejar sampai di gang buntu
Dia tolak pinggang sambil menggerutu
Anjing buduk ngapain kau kejar aku
Ku gigit kau gila seperti aku

Anjing menggonggong orgil pun ikut gonggong
Anjing menggigit orgil ikut menggigit

Lalu terjadilah perkelahian seru
Antara anjing dengan manusia yang strip otaknya
Saling menggigit tidak ada yang mau kalah
Untung Mister Hans memisahnya

Ditanya hansip orgil malah ketawa
Diajak pulang malah nehi jawabnya
Dikasih baju dia bikin bendera
Diberi uang buat nambel celana
Diberi karet dia bikin jepretan
Hansipnya meleng dia jepret kupingnya

Tuesday, 23 June 2015

23 Juni 2015

23:32
Selasa, 23 Juni 2015

Buka puasa dimana hari ini?

Kalimat itu memulai awal cerita. Dari pesan itu ada waktu pesan masuk, sudah masuk sejak beberapa menit lalu.
Balasanku:

Dirumah.

Lalu balasnya:

Saamaa.

Kurang lebih. Maklum ingatanku tak sebagus orang-orang. Hm, agak centil juga sedikit. Tapi aku cukup senang. Sudah lama tak berjumpa. Sangat lama, lewat dua lebaran.

Singkat cerita, kami berjanji pergi malam ini. Malam ini adalah malam mulia bulan Ramadhan, tapi aku kurang ajar sekali, bukannya pergi tarawih malah keluyuran. Bukan mahram pula. Tapi aku kadang suka begini: nakal.,  sok tahu, dan cinta tanah air. Suatu paduan yang hebat bukan ? Jika tak nyambung, pura-pura nyambung  sajalah yaa hahaha.

Tempat yang dituju adalah sebuah lokasi di bilangan Jakarta Pusat. Kafe penjual kopi yang dicari. Begitu kami temukan kami langsung pesan.  Ini wajib karena kami ingin menumpang tempat untuk mengerjakan tuga,,  atau lebih tepatnya belajar semalam untuk ujian esok hari. Hal seperti ini sudah sangat mewabah pada remaja masa kini, termasuk aku tentu saja.

Dapat tempat, minuman tersedia, hanya menunggu teman dari teman lamaku itu. Tunggu punya tunggu mereka tiba. Seketika aku tenggelam dalam imajinasiku sendiri.  Ragaku disini namun jiwaku terpelecat jauh entah kemana. Musik barat zaman modern berirama jazz membantu jiwaku untuk hilang lebih jauh lagi, ke tempat tempat yang hiruk pikuk, gemerlap, penuh hura-hura. Aku tak bisa melawan dan hanya mengambang di tengah samudera hingar bingar dunia yang kelam.

Tiba tiba aku tersentak, sadar. Aku segera mencari pintu keluar. Nun disana jauh, seperti melayang-layang,  pintu itu tampak,  tapi semakin jauh,  dan aku dipaksa harus berlari. Maka kuu ambil satu momentum,  ku loncati kumpulan manusia hitam,  sampai hampir tak dapat bernafas aku. Pun dingin menyerangku sampai ke ulu hatiku. Aku tak ingin takluk maka aku terus berlari meski pahit.

Entah darimana datangnya suara, namaku dipanggil-panggil. Semakin lama panggilan itu semakin deka,,  dekat, dan persis disamping telingaku.

Haaaaaiii Richaaaaarrd, melamunkan aapa kaauuu? ? Ayo kita pulaang!

Apa?  Aku ternyata sedari tadi melamun?  Pantas rasanya aneh . Maka acara malam ini ditutup sampai disini. Soal kelanjutannya,  silahkan kalian yang membaca fikirkan sendiri yaa...

Sudah. ...






Tiada Lagi Peduli

03:55
Mati
Mati lagi
Mati angin
Terlalu banyak empedu
Matilah
Mati rasa
Mati tak bahagia
Tercekat, menganga
Risau tak berbatas
Rindu tak berbalas
Cinta tak berbilang
Senyap berselimut
Sesal tak berujung
Kembali mati
Hempaskan asa
Lenting jauh ke tepi pusaran
Doa meratap ratap
Cengkeram tanah dan terluka
Cabik cabik
Coreng moreng
Luluh lantak
Persetan, persetan
Penipu
Jalang biadab
Pergi, pergi
Jangan kembali
Jangan harapkan kembali
Seperti dulu
Seperti kemarin
Lupakan,  lupakan
Tak berarti
Tak berguna
Tak ingin lagi
Kau bukanlah kau
Aku tak tahu kau lagi
Aku tak kenal kau lagi
Kau tak ada
Kau angin lalu
Kau kerikil tepi jalan
Kau daunan gugur
Kau cetakan jari pada kaca
Kau jamur pepohonan
Tiada lagi peduliku

Monday, 22 June 2015

Tanda Tanda Kematian

12:25
Allah Subhanahu Wata'ala telah memberi tanda kematian seorang muslim sejak 100 hari, 40 hari, 7 hari, 3 hari dan 1 hari menjelang kematian..

Dikutip dari tulisan Ustad Yusuf Mansur dari Fanspage Facebook Ustad Yusuf Mansur dikatakan bahwa Tanda 100 hari menjelang ajal : 
Selepas waktu Ashar (Di waktu Ashar karena pergantian dari terang ke gelap), kita merasa dari ujung rambut sampai kaki menggigil, getaran yang sangat kuat, lain dari biasanya,Bagi yang menyadarinya akan terasa indah di hati, namun yang tidak menyadari, tidak ada pengaruh apa-apa. 

Tanda 40 hari menjelang kematian : Selepas Ashar, jantung berdenyut - denyut.. Daun yang bertuliskan nama kita di lauh mahfudz akan gugur. Malaikat maut akan mengambil daun kita dan mulai mengikuti perjalanan kita sepanjang hari..

Tanda 3 hari menjelang ajal : Terasa denyutan ditengah dahi, Jika tanda ini dirasa, maka berpuasalah kita, agar perut kita tidak banyak najis dan memudahkan urusan orang yangmemandikan kita nanti..

Tanda 1 hari sebelum kematian : Di waktu Ashar, kita merasa 1 denyutan di ubun-ubun,menandakan kita tidak sempet menemui Ashar besok harinya..

Bagi yang khusnul khotimah akan merasa sejuk di bagian pusar, kemudian ke pinggang lalu ketenggorokan, maka dalam kondisi ini hendaklah kita mengucapkan 2 kalimat syahadat..

Sahabatku yang budiman, subhanALLAH, Imam Al-Ghazali, mengetahui kematiannya..Beliau menyiapkan sendiri keperluannya, beliau sudah mandi dan wudhu, meng- kafani dirinya, kecuali bagian wajah yang belum ditutup. Beliau memanggil saudaranya Imam Ahmad untuk menutup wajahnya..SubhanALLAH..Malaikat maut akan menampakkan diri pada orang- orang yang terpilih, dan semoga kita menjadi hamba yang terpilih dan siap menerima kematian kapanpun dan di manapun kita berada, dan semoga akhir hidup kita semua Husnul Khatimah, Aamiin..

Tuesday, 16 June 2015

Tercampakkan Duniamu

11:05
Ia sudah jarang datang
Ia tak lagi senyum
Dulu kata-katanya begitu manis
Saat ia katakan apa yang di hatinya
Kini semua memutar arah
Aku kehilangan

Tak ada dunia bagiku
Ia pergi
Ia minta ku lupakan
Ia tak mau bicara padaku
Aku kerikil di jalannya
Tak peduli
Aku tersuruk dalam jurang tengah malam
Sunyi
Dada tertancap dahan
Aku menghampiri ajal
Dunia mengutukku

Wanita Api

10:59
Sekali lagi engkau hadir. 
Aku gembira. 
Tak merasakan api bergejolak dalam hati dan fikiranmu. Kehancuran dunia dalam bayanganmu. 
Niatmu tak terlaksana mudah. 
Aku yang kena getah. 
Aku bantu dengan sebisaku. 
Harapku engkau mengerti dengan keadaanku. 
Sedang teralihkan pada satu hal..

Api memang panas. 
Aku tak tahu dan berusaha jelaskan. 
Tetap, api menyala. 
Aku kau bakar juga. 
Ku bilang aku tak tahu. 
Kau tetap hujam aku dengan api mu. 
Kau tak mau tahu. 
Lalu kau pergi, tinggalkan api bakar diriku. 
Aku hangus kini. 
Jadi abu, sampai hatiku yang terdalam. 
Puaskah kau? 
Puaskah, wahai kau wanita api?

Terkhianat Pengkhianat

10:50
Cepat atau lambat, mereka yang berkhianat pasti akan dikhianati juga. entah oleh keluarganya, saudara"nya, teman atau sahabatnya, bahkan pasangan hidupnya!

yang dikhianati hanya bisa diam, berdoa, berharap sang pengkhianat sadar, atau Tuhan cepat membalasnya dengan keji agar ia bisa kembali puas dan tersenyum.


Sang pengkhianat, tanpa dosa, menasihati orang yg dikhianatinya; seolah sang pengkhianat berdiri menjulang bagai pujangga langit. dalam hatinya terselubung senyuman sinis. kakinya bergetar karna tak tahan lagi berhasrat menginjak kepala orang yg dikhianatinya.

Azab pedih, pasti akan turun ke bumi. melemparkan semua pengkhianat ke neraka tanpa ampun! Tak peduli siapa dia. apakah ia laki-laki atau perempuan! Soleh solehah atau bajingan! berkerudung, atau rambut terurai!

Sekali berbohong, orang tak percaya. Sekali BERKHIANAT, TAK ADA TEMPAT LAGI UNTUK ANDA, HAI PENGKHIANAT!!

Aku Tak Tahu Lagi

10:48


Disini
Di atas rumah ini
Yang terbuka
Tanpa sekat ke langit
Di batu yang tersembul
Saksi aku dan dia
Memadu kasih berdua
Waktu itu

Kenangan yang tersembunyi
Antara aku dan dia
Kini tinggal lumut
Yang tertinggal
Tiada lagi
Yang tertinggal darinya
Hanya kenangan manis bersamanya
Yang terukir jelas disini
Di batu ini
Satu yang tak terlupakan
Hingga akhir hayatku

Niatku hanya tinggal niat
Kenangan manis itu
Takkan bisa diulang lagi
Hanya bingkai hati
Yang menyimpannya dalam-dalam
Menancap keras
Menganga luka
Tiada obat penawar
Yang mampu menyembuhkan

Jangan kau tinggalkan aku
Tapi kau bunuh sajalah aku!
Aku rela kau bunuh
Daripada aku lihat
Kau bersama orang lain!

Kemana lagi aku harus mengadu
Kepada siapa lagi aku harus bercerita
Kemana lagi harus kubuang kegetiran ini
Apalagi caranya
Agar ia mau bersamaku lagi
Bagaimana lagi caranya kusampaikan perasaanku
Bahwa aku sangat kehilangan dia...!!

Rasa Dalam Segelas Kaca

10:47

Hatimu tinggi bagai langit
Ku tak mampu menggapainya
Namun senyum mu mengibarkan
Rayuan maut tiap pagi ku

Ada satu yang kutunggu
Di setiap malamku
Harum aroma tubuhmu
Menyumbat kepala dan fikiranku
Melihatmu aku lemah
Melihatmu aku luluh
Melihatmu aku jatuh
Melihatmu aku jatuh

Apa yang telah kau lakukan?
Kau membuat aku selalu terbakar
Tapi kau juga membuat aku hilang
Aku tak berdaya, bunuhlah aku

Puisi Kita

10:29


Bantal dan guling berkata
TV dan jam dinding berseru
Seluruh alam berteriak
Semua benda hidup dan mati mengingatkan
Bahkan ayah dan bundaku memarahiku:
Jadikan ia yang terakhir
Cintailah sepenuh hati
Jaga ia baik-baik
Dekaplah selalu di hatimu
.........................................................................................................................................................................

Kapan akan datangnya maut itu
Maka sampai saat itu pun aku tak pernah berhenti mencintaimu
Rasa cinta yang berkobar ini
Tak akan bisa dipadamkan apapun
Rasa yang kau kira meledak di awal dan lenyap kian hari
Justru semakin menggunung dan meledakkan lava pijar ke langit
.........................................................................................................................................................................

Di tepi jurang
Hanya dengan satu tanganku aku bertahan
Aku bersiap menanti ajal
Ngarai menganga tepat di kakiku
Lama aku tergantung
Tenagaku hampir habis
Aku putus asa
Sampai kudengar dari seberang tanah sana
Sosok anggun nan lembut
Syahdu memikat
Mengepalkan tinju ke langit sambil menantang mataku
Isyarat itu, bangkitlah
Melemparkanku naik dan membumbung tinggi ke angkasa
Aku putuskan mendarat di hadapanmu
Dan tak akan kemana-mana
40 tahun sekalipun

Saturday, 13 June 2015

Terang Kembali

14:05
By Koes Bersaudara


Sesudah gelap terbit
Matahari terang
Margasatwa pun bernyanyi...
Disela sela ranting
Tiada berdaun
Didera angin lalu
Yang tak berujung

Dalam Genangan cita
Senyum yang ku damba
Terpatri dalam seribu warna...
Sudah terwujud mimpi
Mengenang diri
Penerang hari ini
Hari yang sunyi

Bersemi kembali...
Dalam cita putih
Senyum haus dalam mimpi

Bersemi kembali...
Dalam cita putih
Senyum haus dalam... mimpi...

(Musik)

Berseri kembali...
Dalam cita putih
Senyum haus dalam mimpi

Berseri kembali...
Dalam cita putih
Senyum haus dalam mimpi

Sesudah gelap
Terang kembali...
Terang kembali...

Jadikan Aku Dombamu

12:01
C     F   G       C 
Kurasakan kasih mu 

C     F   G       C 
Kumelihat sinarmu 

C  (Am)  E   (Am)    G   C  (G)  E 
Namun aku terlalu picik mendengarkan printahmu 


C       F    G     C       F        G    C 
Kuserahkan hidupku semuanya untukmu 

C  (Am)  E   (Am)    G   C  (G)  E 
Hanya satu pintaku jadikan aku dombamu 

Interlude : (A dim) (C dim) (D#dim) (D)...

Chord gitar by: http://kumpulankordgitarterbaru.blogspot.com/2014/05/koes-plus-jadikan-aku-dombamu.html
Copyright©kumpulankordgitarterbaru.blogspot.com, All Rights Reserved.

Lonceng Kecil

11:54

Koes Bersaudara

F A Dm Gm F C.F.C.F
Ditengah malam aku terbangun sendiri
F A Dm Gm F C.F.C.F
Kudengar musik lonceng yang kecil ini
F A Dm Gm F C.F.C.F
Kau peringatkan waktu dalam hidupku
F A Dm Gm F C.F
Yang tiada lelah berjalan dan berlalu

G,may C Dm G C
Aku slalu terharu mendengarkan musiku
F Bes Cm F.Bes.C
Indah seperti kisah dalam hidupku
Uh..hu..hu.

Interlude F.A.Dm.Gm.F.C.F.C 2x
G,may C Dm G C
Aku slalu terharu mendengarkan musiku
F Bes Cm F.Bes.C
Indah seperti kisah dalam hidupku

F A Dm Gm F C.F.C.F
Sayang sekali pada suatu hari
F A Dm Gm F C.F.C.F
kau kan kutinggal pada akhir kunanti


Source: Koes Plus'an

Monday, 1 June 2015

Suara Dari Telaga

04:03
Saat bulan purnama seperti ini, sungguh indah menatap telaga tak jauh dari rumah. Tapi malam ini sedikit berbeda, sebab saat bulan purnama bersinar dan memantulkan cahayanya diatas permukaan air, terdengar suara yang menggema. Aku heran dan kudengarkan seksama, seseorang melagukan sebuah balada tua.

Balada yang berkisah tentang seorang puteri yang patah hati, lalu puteri itu bunuh diri. Jasadnya jatuh dan tenggelam kedalam telaga nan sunyi. Ia mati membawa cintanya yang murni.

Inspired by Koes Plus
Telaga Sunyi

Dikala sang bulan purnama
Bersinar di atas telaga
Terdengar suara menggema
Melagukan balada tua

Kisah seorang puteri
Yang tengah patah hati
Lalu bunuh diri

Tenggelam di telaga sunyi
Bersama cintanya yang murni

Kisah semalam

03:47
Aku bersama teman teman menonton film kesukaan. Seru filmnya tapi masih terasa kurang. Coba lihat di sebelah, ada orang tidak? Coba ajak dia. Dilihat memang ada tapi dia tidak mau. Yasudah coba saja ajak yang lain. Eh ada satu nih yang anaknya asik, sebut saja dia Acha. Acha temannya dia itu. Coba ku ajak nonton, dia tertawa tawa kegirangan. Nonton pun dimulai dan terjadilah.....

Ruang sidang antah berantah. Acha tertunduk dan puluhan pasang mata menatapku. Aku diminta masuk ruangan tapi aku menolak. Enak saja. Itu bukan salahku. Aku katakan pada teman sebelahku. Temanku hanya tertunduk diam. Bodoh, fiikirku. Aku beranjak dan tiba entah dimana. Aku tak ingat lagi. Hanya sebuah Andong terparkir didekatku, dan kusirnya yang tergantung pada lehernya. Bunuh diri.....


About Us

Recent

Random