driver UBER, penulis novel, penjual susu dan yakult {tapi jarang minum susu}, dan es batu di bulan puasa

Thursday, 12 March 2015

Botol Berdarah

Arman bersandar pada pagar merah pembatas tepi jembatan, sabtu malam yang pengap. Di tangannya sebatang rokok tersulut, dihisapnya penuh nikmat demi menenangkan perasaannya yang bergemuruh. Ia baru bertengkar hebat dengan wanitanya.

"Mau sampai kapan kamu akan seperti ini! ? Kamu laki laki! Harus menafkahi aku nanti!"
"Aku tahu! Aku sudah berusaha! Tapi memang belum rezekinya!"
"Jangan datang padaku jika kau belum punya uang banyak!

Itulah dia, hardikan terakhir penutup kencan. Tak seperti malam malam sebelumnya, kencan Amran biasanya diakhiri dengan dinner atau sekedar duduk duduk di pinggir jalan sambil melihati kendaraan lewat. Sekarang, Amran tak tenang.

Arman hendak beranjak pulang saat matanya tak sengaja menangkap sesosok  wanita di ujung jembatan tak jauh darinya. Ia tak menyadari akan adanya wanita itu. Arman kalut. Wanita itu menatap jalan raya dibawahnya. Tiba tiba wanita itu berusaha memanjat pagar jembatan dan Arman segera berlari mengejarnya.

Demi melihat ada orang yang datang wanita itu mempercepat gerak dan ia sudah berada di sisi luar jembatan, berdiri gemetar. Arman berteriak, "heei jangaaann! !" Namun... BUUG! ! Arman tersandung dan jatuh. Arman segera bangkit dan kembali lari, tapi baru beberapa langkah terasa ada yang aneh pada dirinya. Arman berhenti dan  memeriksa dirinya.

Benar saja, telah menancap sebonggol besar pecahan botol kaca di perutnya, dan darah mengalir tak henti, sangat banyak dan kental. Arman tersimpuh, terduduk dan jatuh terlentang. Tangannya memegangi perutnya yang dibanjiri darah segar. Lama kemudian Arman hanya melihat gelap, lalu sepintas dingin. Arman mengambil nafas terakhir selang beberapa saat kemudian...

No comments:

Post a Comment

About Us

Recent

Random