driver UBER, penulis novel, penjual susu dan yakult {tapi jarang minum susu}, dan es batu di bulan puasa

Monday, 16 February 2015

Rindu Selintas Bayang

Malam ini bintang menyuruk
Entah kan timbul
Atau kan abadi lenyap
Tangan kuyu ini
Telah tebal berlapis Tar
Namun tiada jemu
Beruntai untai lukisan Tuhan
Nan terabadikan di awan
Kulumat pelan
Ku hirup syahdu
Satu per satu
Bait per bait
Titik demi titik
Disitu wajahmu
Tiada jemu ku tatap
Indah dipandang
Namun pahit terasa
Awal yang mesra
Diakhiri dengan empedu
Akhir kemungkinan
Yang semoga saja keliru
Harap akan madu
Mengobati rajam empedu
Manis paras ini
Dari garangnya asuhan
Tak butakan mataku
Tetap madu yang terlihat
Rambut selendang sutramu
Runcing berlian hidungmu
Sinar dua mata intanmu
Rela ku campak diri
Pada jurang duri
Demi asuhan gemulai tanganmu
Cubit manja mu
Dan semua hal darimu
Asa ku hadir
Ingin kemarin terulang esok
Tanpa memundurkan masa
Dan kau terlelap
Dalam pelukku
Dialaskan pangkuanku
Sambil ku hardik angin
"Jangan ganggu Dewi ku!"
Dan kau tertidur
Makin lelap
"Selamat Malam, Deviana"

No comments:

Post a Comment

About Us

Recent

Random